Monthly Archives: November 2012

Aku jatuh cinta, bu…

Standard

Ibu, sore ini aku ingin mengajakmu menjelma selayaknya anak muda seusiaku. Aku ingin hubungan kita bukan antara ibu dan anak, tapi antara seorang sahabat dengan sahabat karibnya. Karena aku tak bisa seutuhnya bercerita lepas perihal apa yang tengah aku rasakan saat ini. Aku tidak mau membuatmu sedih dan menitikkan air mata. Aku tau, air matamu begitu berharga hanya untuk sebuah cerita konyol seperti ini. Biarkan saja aku yang merasakan kesedihan yang tengah membelenggu hatiku akhir-akhir ini.

Ibu, aku tak tau pasti kapan perasaam ini muncul dan bersemayam dalam hatiku. Aku tak tau kapan ianya timbul dan menjelma menjadi sebentuk kekaguman yang teramat sangat. Aku mulai dibuat buta dan seakan-akan lumpuh tak berdaya. Aku tengah jatuh cinta, Ibu. Aku tengah menyukai seseorang. Aku tengah mengagumi seseorang. Aku tak tau harus berbuat apa. Aku benar-benar takut dan sangat takut jika harus membiarkannya terlalu lama menetap dalam hatiku. Tapi aku juga tak ikhlas jikalau ia tiba-tiba saja lenyap dan pergi begitu saja.

Aku menyukai seseorang yang begitu baik manurutku. Aku menyukainya bukan karena apa-apa, tapi karena dia mampu mengusik hatiku ini bu. Dia orang yang luar biasa buatku.

Astagfirullahal’azim, aku selalu saja dihantui rasa bersalah tiap kali hatiku terpenjara dengan sebentuk perasaan-perasaan yang tak menentu ini, bu. Aku selalu saja takut jika nantinya aku semakin terpuruk jauh ke dasar hatiku yang paling dalam saat mencintainya bu. Aku tak bisa berbuat banyak. Hanya berdoa dan memohon perlindungan serta petunjuk kepada Allah, bu.

Akhir-akhir ini aku sering berkata-kata sendiri dalam hatiku, bu. “Tidak mungkin, mustahil, dan tak akan pernah terjadi. Itulah yang selalu aku teriakkan untuk mengusir kegalauan yang ada. Aku takut semakin hari aku semakin dibuai dengan perasaan yang amat sangat abstrak ini, bu. Perasaan yang tak mampu seutuhnya aku deskripsikan lewat kata-kata ini. Aku juga sepenuhnya sadar, terlalu jauh dan sukar jalan yang harus ku tempuh untuk bisa melabuhkan kekaguman ini di tepian dermaga cinta yang suci dan indah bersamanya, bu.

Hm, entahlah, semakin hari dia semakin membuatku tergila-gila saja. Semakin hari aku semakin merasakan perubahan yang aneh dalam diriku ini, bu. Entah kapan aku bisa mengakhirinya, entahlah bu. Tapi yang pasti aku tidak akan mengungkapkan semua ini kepadanya atau bahkan kepada siapapun kecuali pada Yang Menciptakanku dan padamu Ibu. Aku akan menyimpannya rapat-rapat jauh tersembunyi dalam palung hatiku yang paling dalam. Bagiku cinta yang seperti ini bukanlah sebuah kenikmatan atau berkah yang dikirimkan oleh Allah, tapi ini lebih kepada sebentuk cobaan dan ujian yang wujud dalam rupa yang indah.

Mencintai dia yang belum berhak untuk kucintai. Mencintai seseorang yang bukanlah milikku seutuhnya. Mencintainya yang belum tentu akan menjadi kekasih halalku nanti. Hanya Allah yang akan mengirimkan orang terbaik dalam hidupku, yang akan menjadikan dia pemimpinku, yang akan menjadikan rumahku serupa Jannah di hari tua nanti dan yang akan membimbingku melangkahkan kaki ke surga-Nya.

Aku juga percaya Allah akan mempertemukan tulang rusuk yang hilang itu dengan pemiliknya. Tak hanya berlaku padaku atau pada orang-orang terdahalu saja, tapi hal ini juga akan berlaku pada semua umat manusia di dunia ini. Kitab Lauhul Mahfuzh juga tak akan pernah salah ketika harus mengabarkan dialah orang terpilih yang akan menjadi penyempurna ibadahku kelak. Aku begitu percaya dengan hal itu, bu. Makanya cukup berat beban yang aku rasakan sekarang untuk harus mengubur dalam-dalam perasaan yang indah ini. Tapi semoga saja aku kuat dan aku sanggup melewati ujian keteguhan hati ini, bu. Semoga saja… Aamiin…

“Kekuatan cinta itu bisa melumpuhkanmu secara tiba-tiba, dan kamupun harus berlutut dihadapannya jika kamu tidak bisa menyuntradarai sendiri perasaan cintamu itu”.

Sherly Adra Pratiwi

06:36 pm

Kamis, 01 November 2012

 11F-202, Uni Inn, UUM, Sintok, Kedah, Malaysia