18 Oktober 2014

Standard

Ada yang spesial sekaligus menyakitkan di tanggal ini, dan sepertinya aku harus menulis…

Kali ini, aku tidak akan lagi bercerita pada angin yang hanya membawa sekelebat mimpi burukku, lalu berhembus dan menamparkannya lagi ke wajahku. Tidak juga pada hujan yang turun, mengalir menganak sungai, bermuara ke pesisir pantai, mengambang luas di hamparan samudera, lalu menguap menjadi awan, dan turun lagi menghujaniku dengan bulir-bulir kekecewaan yang ada. Aku hanya akan bercerita padaMu Tuhan. Tentang kebahagiaan yang aku mohon jangan Kau datangkan sebentar saja lalu pergi dan meninggalkanku lagi.

Tuhan,terimakasih untuk semua yang telah Kau hadiahkan padaku. Termasuk juga rasa sakit dan kekecewaan di masa-masa terberat dalam hidupku. Mungkin tak selamanya sakit akan berujung pahit, karena selalu ada hikmah di setiap musibah, dan sekarang aku merasa jauh lebih kuat dan tegar dari sebelum aku mengenal duka dan air mata..

Tuhan, hanya Kau yang tau perkara baik dan buruk dalam hidupku. Aku yakin, Kau tak akan menguji hambaMu sampai batas yang tak mampu ku lampaui. Tuhan, aku selalu berharap kebaikan dariMu, walau kadang aku seperti hamba pendosa yang tak pernah sadar akan jutaan kebaikan yang telah Kau berikan. Harusnya, rasa syukur yang menjadi penerimaan mutlak yang patut ku persembahkan padaMu.

Tuhan, mudahkanlah jalanku, bantu aku melewati segala bentuk cobaan dan rintangan dalam hidupku. Aku yakin, kasih sayangMu lebih luas dari apapun yang telah Kau karuniakan padaku. Tuhan, beri aku selalu kekuatan sebagaimana yang telah Kau peruntukkan selama ini padaku. Aku yakin, aku tidak akan menjadi apa-apa tanpa segala yang Kau punya.

Tuhan, Engkaulah yang Maha membolak-balikkan hati ini. Bantu aku untuk selalu berada di jalan yang Kau ridhoi. Jalan orang-orang terpilih untuk bisa merasakan bahwa surgaMu adalah tempat luar biasa yang pernah ada.

Tuhan, mungkin bukan hal mudah menahan tawa saat air mata juga sesak ingin keluar. Tapi itulah yang terjadi tanggal 18 Oktober 2014 kemaren. Bagaimana bisa Kau izinkan aku bahagia diantara selimut duka yang menghampiri orang-orang yang begitu ku cintai. Kadang hidup memang terasa aneh, lucu, ganjil bahkan ajaib seperti permainan sulap murahan, yang walaupun aku sudah tau permainan itu telah diatur sedemikian rupa, tapi tetap saja membuatku terpana dan berdecak kagum saat semuanya usai.

Tuhan, kuatkan aku, kedua orang tuaku serta sanak saudaraku yang ikut merasakan sakit apa yang tengah kami tanggung dan limpahkan selalu nikmat kesabaran, keikhlasan dan kekuatan di tiap hati kami untuk menjalani setiap cabaran kehidupan ini. Semoga kami bisa selalu menjadi hamba yang tetap bersyukur walau dalam keadaan apapun.

Dan… Tuhan, terimakasih untuk seseorang yang tiba-tiba saja datang, yang pasti jalan cerita ini adalah settingan indah yang telah Kau rencanakan, yang mudah-mudahan dia datang bukan untuk jangka waktu sebentar.
Tuhan, biarkan aku tersenyum bersamanya, biarkan aku merasa ada setelah sekian lama redup bersembunyi dari beratnya hidup. Semoga selalu ada tawa setelah sekian lama memelihara tangis dan air mata. Aamiin…

Jakarta, 18 Oktober 2014

Leave a comment